Hewan-Hewan
Apa Saja yang Telah Dijanjikan Sebagai Penghuni Surga?
Coretan Sibuy - Sebagai umat muslim, kita menyakini selain manusia ada
beberapa hewan yang telah dijanjikan sebagai penghuni surga. Cerita-cerita ini
memang telah lama ada, dan di ceritakan sejak zaman nabi pada dahulu kala.
Namun terkadang dan dengan berbagai alasan, yang jadi masalahnya adalah tidak semua orang mengetahuinya. Bagi Anda yang ingin mengetahui hewan-hewan yang telah dijanjikan sebagai penghuni surga, mari kita simak bersama-sama yang berikut ini.
1. Untanya Nabi Muhammad SAW
Saat itu kami bersama Nabi besar Muhammad SAW tengah berada dalam sebuah peperangan. Tiba-tiba datang seekor unta mendekati beliau, lalu unta tersebut berbicara.
"Ya Rasulullah, sesungguhnya si
fulan (pemilik unta tersebut) telah memanfaatkan tenagaku dari semenjak muda
hinga usiaku telah tua seperti sekarang ini. Kini ia malah hendak
menyembelihku. Aku berlindung kepadamu dari keinginan si fulan yang hendak
menyembelihku."
Setelah mendengar pengaduan sang unta,
kemudian Rasulullah SAW memanggil sang pemilik unta dan hendak membeli unta
tersebut dari pemiliknya. Orang itu malah memberikan unta tersebut kepada
beliau. Unta itu pun dibebaskan oleh Nabi kami Muhammad SAW. Juga ketika kami
tengah bersama Muhammad SAW, tiba-tiba datang seorang Arab pedalaman sambil
menuntun untanya. Arab baduy tersebut meminta perlindungan karena tangannya
hendak dipotong, akibat kesaksian palsu beberapa orang yang berkata bohong.
Kemudian unta itu berbicara dengan Nabi kami Muhammad SAW.
"Wahai Rasulullah, sesungguhnya
orang ini tidak bersalah. Para saksi inilah yang telah memberikan pengakuan
palsu karena mereka telah dipaksa. Sebenarnya pencuriku adalah seorang
Yahudi."
2. Untanya Nabi Saleh
Mereka menambah lagi, “Cuba kamu keluarkan seekor unta dari batu besar itu,” kata mereka sambil menunjuk ke arah sebuah batu besar sambil tersenyum sinis. Mereka juga telah menerangkan sifat-sifat unta yang dikehendaki. Kaum Tsamud cukup yakin bahwa Nabi Saleh tidak mampu memenuhi permintaan mereka itu. Sebaliknya Nabi Saleh menjawab dengan tenang.
“Baiklah, sekiranya aku dapat memenuhi
permintaan kamu itu, adakah kamu akan beriman kepada Allah dan menerima ajaranku?
Adakah kamu akan mengaku bahawa aku adalah utusan Allah?”
“Baiklah, kami akan beriman kepada
Allah dan akan menerima segala ajaran kamu,” jawab mereka.
Setelah satu persetujuan dimeterai,
maka Nabi Saleh telah menunaikan solat. Baginda memohon kepada Allah agar
mengkabulkan permintaannya seperti yang dituntut oleh kaum Tsamud. Selain itu,
Baginda juga berdoa semoga kaum itu akan kembali ke jalan yang benar selepas
melihat bukti tersebut. Allah Maha Berkuasa. Dengan sekelip mata sahaja
Allah telah mengkabulkan doa Nabi Saleh. Batu besar tadi telah merekah dan
terbelah. Lalu keluarlah seekor unta betina yang besar. Unta itu mempunyai
semua sifat yang disebutkan oleh kaum Tsamud. Sehingga tercenganglah semua
kaum Tsamud yang melihat kejadian itu. Sebahagian daripada mereka mula mengakui
kenabian Nabi Saleh. Salah seorang daripada mereka ialah seorang pemimpin kaum
Tsamud yang bernama Junda bin Amru. Akan tetapi, sebahagian yang lain masih
enggan beriman. Mereka tetap degil dan sombong.
3. Ikan Yang Memakan Nabi Yunus
3. Ikan Yang Memakan Nabi Yunus
Kemudian Nabi Yunus AS menaiki kapal yang dipenuhi penumpang dan muatan. Ketika mereka berada di tengah-tengah lautan maka kepal itu miring dan hampir tenggelam, dimana mereka harus mengambil salah satu keputusan antara mereka tetap berada di kapal semuanya dengan resiko mengalami kebinasaan; atau membuang sebagian dari mereka agar kapal itu menjadi ringan dan menyelamatkan sisanya. Namun pada akhirnya mereka memilih jalan yang terakhir setelah menemui kesepakatan di antara mereka. Kemudian mereka melakukan pengundian dan sejumlah penumpang terkena undian tersebut termasuk di dalamnya Nabi Yunus AS, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman
“ kemudian ia ikut berundi lalu dia
termasuk orang-orang yang kalah untuk undian.” (Ash-Shaffat: 141).
Yakni ia termasuk dari orang-orang yang
kalah dalam undian tersebut. Kemudian mereka pun melemparkannya ke laut, serta
seekor ikan besar menelannya, akan tetapi tidak sampai mematahkan tulangnya dan
merobek dagingnya. Ketika Nabi Yunus AS berada di dalam perut ikan, maka
dalam keadaan gelap (dalam perut ikan) ia berseru.
“Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang
yang zhalim.” (Al-Anbiya’: 87).
Kemudian Allah SWT memerintahkan kepada
ikan itu supaya memuntahkan Nabi Yunus AS di daerah yang tandus. Nabi
Yunus AS keluar dari perut ikan tersebut bagaikan anak burung yang baru keluar
dari telur (baru menetas) karena saking lemahnya. Kemudian Allah Ta’ala
mengasihinya dan menumbuhkan sebuah pohon dari jenis pohon labu baginya, dimana
pohon itu meneduhinya, sehingga ia kuat kembali. Lalu Allah SWT
memerintahkan Nabi Yunus AS supaya kembali ke kaumnya, agar ia mengajari dan
menyeru mereka, dan penduduk negeri itu memenuhi seruannya sebanyak seratus ribu
orang atau lebih, dimana mereka beriman, sehingga Kami karuniakan kepada mereka
keni’matan hidup sehingga batas waktu tertentu.
4. Anjingya Ashabul Kahfi
4. Anjingya Ashabul Kahfi
Menurut salah satu riwayat bahwa anjing tersebut berwarna kuning, di surga bentuknya berubah menjadi kambing gibas. Ia bernama Qithmir, ada yang mengatakan bernama Tawarum dan ada yang mengatakan bernama Huban.
5. Anak Sapinya Nabi Ibrahim
kalau yang ini saya gak dapet kisahnya, hanya pas saya cari dapet potongan surah adz-dzariyat seperti berikut.
“Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tentang tamu Ibrahim (yaitu malaikat-malaikat) yang dimuliakan? (Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan: "Salaama". Ibrahim menjawab: "Salaamun (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal." Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk. Lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata: "Silahkan anda makan." (Tetapi mereka tidak mau makan), karena itu Ibrahim merasa takut terhadap mereka. Mereka berkata: "Janganlah kamu takut", dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishak).” (QS. Adz Dzariyat: 24-30)
6. Burung Hud-Hud Nabi Sulaiman
Pada suatu ketika, Nabi Sulaiman mengumpulkan dan memeriksa seluruh pengikut-pengikutnya baik dari kalangan manusia, jin dan binatang, termasuk burung-burung. Berdasarkan pemeriksaannya, Nabi tidak melihat burung hud-hud. Karena ketidakhadiran burung hud-hud tersebut, beliau berjanji akan mengazabnya dengan azab yang keras, atau bahkan menyembelihnya. Rupanya, tidak lama kemudian burung hud-hud datang menghadap Nabi Sulaiman. Burung hud-hud menjelaskan perihal keterlambatannya karena mencari berita tentang adanya seorang wanita yang menjadi pemimpin suatu negara dan dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar. Atas berita yang dibawa oleh burung hud-hud tersebut, akhirnya Nabi Sulaiman mengunjungi kerajaan Saba yang dipimpin oleh ratu Balqis yang akhirnya masuk Islam dengan dakwah Nabi Sulaiman. Kisah tersebut diabadikan dalam Qur’an Surat An-Naml ayat 22-23.
Kisah tersebut menggambarkan burung hud-hud (sebagai anak buah) yang mempunyai kecerdasan dan kecemerlangan berpikir sehingga pengembaraannya dalam mencari makanan (nafkah) tidak semata untuk tujuan duniawi melainkan untuk penyebaran agama. Burung hud-hud, di antara waktunya, memanfaatkan kesempatan mencari berita dan kabar suatu kaum karena ia berkeinginan untuk menyampaikan risalah Islam kepada mereka. Melalui presentasi burung hud-hud yang gemilang serta keberanian dalam mengemukakan uzur (keterlambatan), Nabi Sulaiman dapat mengajak kaum Saba untuk mentauhidkan Allah.
7. Kambing Gibasnya Nabi Ismail
Nabi Ibrahim yang dikatakan memiliki kekuatan 40 kali manusia biasa, dengan pisau yang tajam, maka menyembelih anaknya (Ismail) dan Allah melihat kepatuhan Ibrahim. Maka Allah mengirimkan malaikat Jibril untuk menggantikan posisi Ismail dengan kambing gibasy yang gemuk, dengan sekejab saja, ternyata yang putus kepalanya adalah kepala kambing gibasy itu dan Ismail pun diselamatkan oleh Malaikat Jibril atas perintah Allah SWT. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Wa Lillaahi Hamd. Dari peristiwa itu telah menjadi syari’at ummat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassalam untuk melaksanakan ibadah qurban...
8. Semutnya Nabi Sulaiman
Dan dikumpulkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung, lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan) sehingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut.
“Hai semut-semut, masuklah ke dalam
sarang-sarangmu agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tenteranya, sedangkan
mereka tidak menyadari.”
Maka Nabi Sulaiman tersenyum dengan
tertawa karena mendengar perkataan semut itu. Katanya.
“Ya Rabbi, limpahkan kepadaku kurnia
untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada
kedua orang tuaku; karuniakan padaku hingga boleh mengerjakan amal soleh yang
Engkau ridhai; dan masukkan aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan
hamba-hambaMu yang soleh.” (An-Naml: 16-19)
Menurut sejumlah riwayat, pernah suatu
hari Nabi Sulaiman as bertanya kepada seekor semut.
“Wahai semut! Berapa banyak engkau
perolehi rezeki dari Allah dalam waktu satu tahun?”
“Sebesar biji gandum,” jawabnya.
Kemudian, Nabi Sulaiman memberi semut
sebiji gandum lalu memeliharanya dalam sebuah botol. Setelah genap satu tahun,
Sulaiman membuka botol untuk melihat nasib si semut. Namun, didapatinya si
semut hanya memakan sebagian biji gandum itu.
“Mengapa engkau hanya memakan
sebahagian dan tidak menghabiskannya?” tanya Nabi Sulaiman.
“Dahulu aku bertawakal dan pasrah diri
kepada Allah,” jawab si semut.
“Dengan tawakal kepada-Nya aku yakin
bahwa Dia tidak akan melupakanku. Ketika aku berpasrah kepadamu, aku tidak
yakin apakah engkau akan ingat kepadaku pada tahun berikutnya sehingga boleh
memperoleh sebiji gandum lagi atau engkau akan lupa kepadaku. Karena itu, aku
harus tinggalkan sebahagian sebagai bekal tahun berikutnya.”
9. Sapinya Nabi Musa
Tatkala Nabi Musa menyampaikan cara yang diwahyukan oleh Allah itu kepada kaumnya ia ditertawakan dan diejek karena akal mereka tidak dapat menerima bahwa hal yang sedemikian itu boleh terjadi. Mereka lupa bahwa Allah telah berkali-kali menunjukkan kekuasaan-Nya melalui mukjizat yang diberikan kepada Musa yang kadang kala bahkan lebih hebat dan lebih sukar untuk diterima oleh akal manusia berbanding mukjizat yang mereka hadapi dalam peristiwa pembunuhan pewaris itu. Kemudian berkata mereka kepada Musa secara mengejek:
"Apakah dengan cara yang engkau
usulkan itu, engkau bermaksud hendak menjadikan kami bahan ejekan dan tertawaan
orang? Akan tetapi kalau memang cara yang engkau usulkan itu adalah wahyu, maka
cobalah tanya kepada Tuhanmu, sapi betina atau jantankah yang harus kami
sembelih? Dan apakah sifat-sifatnya serta warna kulitnya agar kami tidak dapat
salah memilih sapi yang harus kami sembelih?"
Maka Nabi Musa pun menjawab dengan
berkata:
"Menurut petunjuk Allah, yang
harus disembelih itu ialah sapi betina berwarna kuning tua, belum pernah
dipakai utk membajak tanah atau mengairi tanaman tidak cacat dan tidak pula ada
belangnya."
Kemudian dikirimkanlah orang ke pelosok
desa dan kampung-kampung mencari sapi yang dimaksudkan itu yang akhirnya
diketemukannya pada seorang anak yatim piatu yang memiliki sapi itu sebagai
satu-satunya harta peninggalan ayahnya serta menjadi satu-satunya sumber nafkah
hidupnya. Ayah anak yatim itu adalah seorang fakir miskin yang soleh, ahli
ibadah yg tekun yang pada saat mendekati waktu wafatnya, berdoalah kepada Allah
memohon perlindungan bagi putera tunggalnya yang tidak dapat meninggalkan
warisan apa-apa baginya selain seekor sapi itu. Maka berkat doa ayah yang soleh
itu terjual sapi si anak yatim itu dengan harga yang berlipat ganda karena
memenuhi syarat dan sifat-sifat yang diisyaratkan oleh Musa untuk
disembelih.
Setelah disembelih sapi yang dibeli dari anak yatim itu, diambillah lidahnya oleh Nabi Musa, lalu dipukulkannya pada tubuh mayat, yang seketika bangunlah ia hidup kembali dengan izin Allah, menceritakan kepada Nabi Musa dan para pengikutnya bagaimana ia telah dibunuh oleh saudara-saudara sepupunya sendiri. Demikianlah mukjizat Allah yang kesekian kalinya diperlihatkan kepada Bani Israil yang keras kepala dan keras hati itu namun belum juga dapat menghilangkan sifat-sifat congkak dan membangkang mereka atau mengikis-habis bibit-bibit syirik dan kufur yang masih melekat pada dada dan hati mereka.
10. Khimarnya Nabi Uzair
Setelah disembelih sapi yang dibeli dari anak yatim itu, diambillah lidahnya oleh Nabi Musa, lalu dipukulkannya pada tubuh mayat, yang seketika bangunlah ia hidup kembali dengan izin Allah, menceritakan kepada Nabi Musa dan para pengikutnya bagaimana ia telah dibunuh oleh saudara-saudara sepupunya sendiri. Demikianlah mukjizat Allah yang kesekian kalinya diperlihatkan kepada Bani Israil yang keras kepala dan keras hati itu namun belum juga dapat menghilangkan sifat-sifat congkak dan membangkang mereka atau mengikis-habis bibit-bibit syirik dan kufur yang masih melekat pada dada dan hati mereka.
10. Khimarnya Nabi Uzair
Uzair bangun dari kematian yang dijalaninya selama seratus tahun. Matanya mulai memandang apa yang ada di sekelilingnya lalu ia melihat kuburan di sekitarnya. Ia mengingat-ingat bahwa ia telah tertidur. Ia kembali dari kebunnya ke desa lalu tertidur di kuburan itu. Inilah peristiwa yang dialaminya. Matahari bersiap-siap untuk tenggelam sementara ia masih tertidur di waktu Dzuhur. Uzair berkata dalam dirinya: Aku tertidur cukup lama. Barangkali sejak Dzuhur sampai Maghrib. Malaikat yang diutus oleh Allah SWT membangunkannya dan bertanya:
"Berapa lama kamu tinggal di
sini?"
Malaikat bertanya kepadanya:
"Berapa jam engkau
tidur?"
Uzair menjawab:
"Saya tinggal di sini sehari atau
setengah hari."
Malaikat yang mulia itu berkata
kepadanya:
"Sebenarnya kamu tinggal di sini
selama seratus tahun lamanya."
Engkau tidur selama seratus tahun.
Allah SWT mematikanmu lalu menghidupkanmu agar engkau mengetahui jawaban dari
pertanyaanmu ketika engkau merasa heran dari kebangkitan yang dialami oleh
orang-orang yang mati. Uzair merasakan kehairanan yang luar biasa sehingga
tumbuhlah keimanan pada dirinya terhadap kekuasaan al-Khaliq (Sang Pencipta).
Malaikat berkata sambil menunjuk makanan Uzair:
"Lihatlah kepada makanan dan
minumanmu yang belum berubah."
Uzair melihat buah tin itu lalu ia
mendapatinya seperti semula di mana warnanya tidak berubah dan rasanya pun
tidak berubah. Telah berlalu seratus tahun tetapi bagaimana mungkin makanan itu
tidak berubah? Lalu Uzair melihat piring yang di situ ia memeras buah anggur
dan meletakkan di dalamnya roti yang kering, dan ia mendapatinya seperti semula
di mana minuman anggur itu masih layak untuk diminum dan roti pun masih tampak
seperti semula, di mana kerasnya dan keringnya roti itu dapat dihilangkan
ketika dicampur dengan perasan anggur. Uzair merasakan kehairanan yang
luar biasa, bagaimana mungkin seratus tahun terjadi sementara perasan anggur
itu tetap seperti semula dan tidak berubah. Malaikat merasa bahwa seakan-akan
Uzair masih belum percaya atas apa yang dikatakannya. karena itu, malaikat
menunjuk keledainya sambil berkata:
"Dan lihatlah kepada keledaimu itu
(yang telah menjadi tulang- belulang)."
Uzair pun melihat ke keledainya tetapi
ia tidak mendapati kecuali ia tanah dari tulang-tulang keledainya. Malaikat
berkata kepadanya:
"Apakah engkau ingin melihat
bagaimana Allah SWT membangkitkan orang-orang yang mati? Lihatlah ke tanah yang
di situ terletak keledaimu."
Kemudian malaikat memanggil
tulang-tulang keledai itu lalu atom-atom tanah itu memenuhi panggilan malaikat
sehingga ia mulai berkumpul dan bergerak dari setiap arah lalu terbentuklah
tulang-tulang. Malaikat memerintahkan otot-otot saraf daging untuk bersatu
sehingga daging melekat pada tulang-tulang keledai. Sementara itu, Uzair
memperhatikan semua proses itu. Akhirnya, terbentuklah tulang dan tumbuh di
atasnya kulit dan rambut. Alhasil, keledai itu kembali seperti semula
setelah menjalani kematian. Malaikat memerintahkan agar roh keledai itu kembali
kepadanya dan keldai pun bangkit dan berdiri. Ia mulai mengangkat ekornya dan
bersuara. Uzair menyaksikan tanda-tanda kebesaran Allah SWT tersebut terjadi di
depannya. Ia melihat bagaimana mukjizat Allah SWT yang berupa kebangkitan
orang-orang yang mati setelah mereka menjadi tulang belulang dan tanah. Setelah
melihat mukjizat yang terjadi di depannya, Uzair berkata:
"Saya yakin bahawa Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu. "
Uzair bangkit dan menunggangi keldainya
menuju desanya. Allah SWT berkehendak untuk menjadikan Uzair sebagai
tanda-tanda kebesaran-Nya kepada masyarakat dan mukjizat yang hidup yang
menjadi saksi atas kebenaran kebangkitan dan hari kiamat. Uzair memasuki
desanya pada waktu Maghrib. Ia tidak percaya melihat perubahan yang terjadi di
desanya di mana rumah-rumah dan jalan-jalan sudah berubah, begitu juga manusia
dan anak-anak yang ditemuinya. Tak seorang pun di situ yang mengenalinya.
sebaliknya, ia pun tidak mengenali mereka. Uzair meninggalkan desanya saat
beliau berusia empat puluh tahun dan kembali kepadanya dan usianya masih empat
puluh tahun. Tetapi desanya sudah menjalani waktu seratus tahun sehingga
rumah-rumah telah hancur dan jalan-jalan pun telah berubah dan wajah-wajah baru
menghiasi tempat itu.
Jadi itulah beberapa hewan yang telah dijanjikan sebagai penghuni surga. Semoga artikel kali ini bisa menambah pengetahuan bagi anda semua dan meningkatkan keimanan kepada Allah SWT. Amin.
Jadi itulah beberapa hewan yang telah dijanjikan sebagai penghuni surga. Semoga artikel kali ini bisa menambah pengetahuan bagi anda semua dan meningkatkan keimanan kepada Allah SWT. Amin.
(Source . Berbagai Sumber )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar